Widget HTML #1

Jejak Emansipasi R.A. Kartini Masa Lalu

Jejak Emansipasi R.A. Kartini Masa Lalu

Tahun 1879

Raden Adjeng Kartini lahir pada 21 April 1879. Anak perempuan dari seorang patih yang kemudian diangkat menjadi bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Ibu dari Kartini memiliki nama M.A. Ngasirah, istri pertama dari Sosroningrat yang bekerja sebagai guru agama di salah satu sekolah dI Telukawur, Jepara.

Tahun 1891

Raden Adjeng Kartini lulus bersekolah dl Europese Lagere School (ELS). Berdasarkan tradisi anak usia 12 tahun harus dipingit sehingga keinginan RA Kartini untuk melanjutkan sekolah pupus. Larangan untuk Kartini mengejar cita-cita bersekolahnya muncul dari orang yang paling dekat dengannya, yaitu ayahnya sendiri. Selama masa ia dipingit, Kartim kecil mulai menulis surat-surat kepada teman korespondensinya yang kebanyakan berasal dari Belanda, dimana ia kemudian mengenal Rosa Abendanon.

Tahun 1903

Pada tanggal 12 November 1903, Kartini dipaksa menikah dengan bupati Rembang oleh orang tuanya. Bupati yang bernama K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Ternyata suaminya sangat mengerti cita-cita Kartini dan memperbolehkan Kartini membangun sebuah sekolah wanita.

Tahun 1904

Pada tanggal 17 September 1904, R.A.Kartini menghembuskan nafas terakhirnya 4 hari setelah melahirkan anak satu-satunya di usia 25 tahun.

Tahun 1911

Ratusan surat yang telah diseleksi oleh JH Abendanon diterbitkan dalam buku terkenal berjudul "Door Duisternis Tot Licht", yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Tahun 1964

R.A. Kartini ditetapkan Presiden Soekarno sebagai pahlawan nasional melalui Kepres No. 108 Tahun 1964.

Berikut ini adalah beberapa opini dari masyarakat mengenai sosok Kartini masa kini.
  • Kartini masa kini adalah wanita yang menghargai emansipasi. Dan tak pantang lelah mendedikasikan diri. Selalu menebar kebaikan pada sesama, dan tetap berpegang teguh pada jati diri bangsa.
  • Sosok Kartini zaman sekarang tak kenal lelah untuk berjuang dan membanggakan banyak hal, menjadi inspirasi & menjadi wanita-wanita hebat di dunia.
  • Sosok Kartini masa kini adalah perempuan hebat yang mengabdikan hidupnya untuk mengajari anak-anak indonesia membaca dan menulis. Mereka pantas untuk dapat penghargaan terbaik.
  • Tidak melupakan kodratnya sebagai wanita yaitu jadi seorang Ibu, pendidik dan teman bagi anaknya, serta seorang istri yang selalu mendorong suami untuk menjadi lebih baik, memberi motivasi saat down, sabar dan selalu mengingatkan saat keluarga ada yang salah.
  • Kartini masa kini menurutku itu tahan banting! Wanita kuat yang pandai berkreasi, berprestasi dan berkarier. Semua dilakukannya dengan sepenuh hati dan tak kenal lelah. Dan juga tak lupa selalu beribadah dan mohon doa restu dari orangtua tercinta.
  • Sosok Kartini untuk Indonesia saat ini adalah para Perempuan yang melangkah berani memperjuangkan pendidikan di daerah terpencil agar pendidikan merata terwujud nyata walaupun harus meninggalkan kenyamanan hidup yang sudah dijalani agar tercipta generasi muda yang berkualitas. Indonesia saat ini memiliki sosok Kartini yang bijaksana, tangguh, berani dalam setiap langkah kebenaran yang dituju, juga dapat merangkul sesama tanpa meninggalkan nilai-nilai leluhur.
  • Sosok Kartini untuk Indonesia saat ini adalah seluruh kaum perempuan yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Membuktikan bahwa wanita Indonesia bisa berkarya untuk negara Indonesia tercinta.
  • Sosok Kartini saat ini menurutku yaitu wanita yang  cerdas, bijak dalam mengatasi segala persoalan, mandiri, mampu menangkap setiap peluang yang ada dengan memanfaatkan kecanggihan di era digital. Menghormati dan menghargai semua orang tanpa membedakan status sosial.
  • Sosok Kartini utk Indonesia saat ini adalah wanita yang dapat berperan ganda.  Mereka dapat menjadi pendamping suami utk melancarkan dan membantu segala tugasnya dan dapat menjadi ibu dari anak-anaknya untuk mendidik dan mendampingi agar menjadi generasi berkualitas.

Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Jejak Emansipasi R.A. Kartini Masa Lalu"