Apa Itu Hepatitis C ?
Hepatitis C adalah peradangan pada hati yang disebabkan Virus Hepatitis C (VHC) yang bersifat akut dan kronis.
Cara penularan VHC yang paling umum adalah secara parenteral, yaitu berkaitan dengan penggunaan bersama Jarum suntik yang tidak steril terutama pada pengguna obat-obatan terlarang, tato, tindik, penggunaan alat pribadi bersama penderita (pisau cukur, sikat gigi), transfusi darah, operasi, transplantasi organ, dan melalui hubungan seksual.
Penularan vertikal dari ibu ke bayi selama proses kelahiran sangat jarang, sekitar 5-6% dan menyusui tidak meningkatkan risiko penularan VHC dari ibu yang terinfeksi ke bayinya.
Hepatitis C tidak dapat menular melalui jabat tangan, ciuman, dan pelukan.
Lebih dari 90% kasus Hepatitis C akut bersifat asimptomatik (pasien tidak menyadari gejala apapun), 80% penderita yang mengalami Hepatitis C akut berkembang menjadi Hepatitis C kronik yang umumnya Juga bersifat asimptomatik. Sekitar 20-30% dari hepatitis kronik ini berkembang menjadi sirosis hati dalam waktu 20-30 tahun.
Kerusakan hati bersifat progresif lambat, sehingga seringkali penderita yang terinfeksi VHC pada usia lanjut, sama sekali tidak mengalami gangguan hati seumur hidupnya.
Masa inkubasi VHC berlangsung selama 15 hari sampai 60 hari.
Gold standard diagnosis hepatitis C ditemukannya RNA HCV dalam serum penderita.
Pemeriksaan anti-HCV bisa digunakan untuk deteksi dini orang yang dicurigai menderita hepatitis C. Pemeriksaan RNA HCV hanya diindikasikan pada penderita yang positif anti-HCV, penderita Hepatitis C kronik yang diterapi (untuk memantau respon terapi), dan penderita dengan gangguan hati kronik dengan anti-HCV negatif yang tidak diketahui penyebabnya (terutama pada penderita dengan penurunan sistem imun).
Pemeriksaan genotype VHC juga perlu dilakukan pada semua penderita yang akan diterapi antivirus, untuk menilai lama pengobatan dan kemungkinan respon terhadap terapi.
Sampai saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C, oleh karena itu pencegahan non-spesifik lebih diprioritaskan.
Darah yang diperoleh dari donor darah perlu diperiksa secara ketat untuk memastikan bebas VHC. Selain itu, prinsip kewaspadaan universal perlu diterapkan secara sempurna, dan konseling untuk memeriksakan diri perlu dilaksanakan pada kelompok risiko tinggi.
Orang yang diketahui menderita Hepatitis C perlu dikonselingkan untuk mengubah perilaku dalam memutus rantai penularan hepatitis C.
Berikut ini adalah yang harus dilakukan oleh penderita Hepatitis C agar tidak menularkan penyakitnya.
- Tidak diperbolehkan bertukar sikat gigi ataupun pisau cukur.
- Menutup luka yang terbuka agar darah tidak tersentuh orang lain.
- Penderita yang menggunakan obat-obatan terlarang (injeksi) sebaiknya berhenti, dan bila tidak bisa, penderita diminta tidak menggunakan jarum suntik dan alat-alat lain yang berhubungan dengan darah secara bergantian, dan membuang jarum bekas ke tempat khusus untuk mencegah orang lain tertusuk secara tidak sengaja.
- Tidak boleh mendonorkan darah, organ, atau pun sperma.
- Risiko penularan VHC melalui hubungan seksual sebenarnya cukup rendah dan penggunaan barier untuk pasangan monogami sebetulnya tidak begitu diperlukan. Namun untuk penderita dengan pasangan multiple, sebaiknya menghentikan kebiasaan tersebut.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Hepatitis C ? "