Cara Mengetahui MLM yang Baik dan Buruk
Saya sudah lama sekali mengenal MLM atau Multi Level Marketing, sekitar tahun 2006 saya sudah pernah mengikuti seminal MLM, tetapi baru sekitar tahun 2014 saya gabung menjadi salah satu anggota MLM yang ada di Indonesia.
Saya sangat tertarik dengan MLM, tetapi kebanyakan MLM di Indonesia bukan benar-benar sistem pemasaran, tetapi lebih banyak yang money game dengan kedok MLM. Dan yang lebih menjerumuskan adalah banyak MLM yang bisnis utamanya adalah mencari uang melalui pendaftaran, bukannya mendapatkan uang dari bisnis utamanya, yaitu menjual produk.
Kebanyakan orang mengikuti MLM karena iming-iming kemudahan mendapatkan uang jika gabung ke MLM tersebut. Sistem yang mudah, cukup ini itu sudah dapet bonus, dan uang langsung masuk ke rekening. Begitulah jika kita sedang dirayu-rayu gabung MLM, saya sendiri gabung menjadi anggota MLM bukan karena diajak temen, atau orang lain. Tetapi saya gabung menjadi anggota MLM karena saya ingin memiliki produk MLM tersebut, dan MLM yang saya ikuti biaya pendaftarannya sangat murah.
Bila sobat ingin gabung menjadi anggota MLM boleh-boleh saja, tetapi sobat harus tau apakah itu MLM baik atau buruk. Sangat mudah untuk mengetahui apakah MLM tersebut baik atau buruk, yang paling utama adalah apakah bonus kita berasal dari penjualan produk atau perekrutan member baru.
Jika bonus yang kita dapatkan merupakan hasil dari penjualan produk dalam jaringan MLM kita maka MLM tersebut termasuk dalam MLM yang baik. Tetapi jika bonus yang kita dapatkan merupakan hasil dari perekrutan member baru dan tidak fokus pada penjualan produk, sudah dapat dipastikan itu adalah MLM yang buruk.
Dalam MLM mencari member baru adalah suatu kewajiban, tetapi tujuan perekrutan member baru tersebut harusnya untuk meningkatkan penjualan produk MLM tersebut, bukan malah mencari bonus dari uang pendaftaran member baru.
Tentu saja sebuah perusahaan ingin menjual produk sebanyak-banyaknya agar mendapatkan untug yang banyak pula. Tetapi banyak perusahaan MLM yang fokus mencari member baru dan terus mencari member baru lagi hingga mendapatkan uang yang banyak dari uang pendaftaran member baru tersebut.
Menurut saya contoh MLM yang baik di Indonesia seperti Tupperware dan Oriflame, dalam MLM tersebut kita dituntut untuk mencari member baru, namun kita tidak akan mendapatkan bonus apa-apa jika downline kita tidak melakukan penjualan produk.
Dan contoh MLM yang saya anggap buruk adalah Paytren, mengapa saya mengatakan buruk. Karena saya adalah anggota MLM tersebut, dan saya sangat kecewa karena fokus dari MLM tersebut bukan menjual produk, tetapi lebih fokus pada mendapatkan bonus dari uang pendaftaran. Produknya juga harganya mahal, padahal banyak aplikasi serupa dengan paytren bertebaran di playstore dan gratis, dengan harga pulsa yang lebih murah. Aplikasi tersebut seperti bukalapak, kudo, dan masih banyak lagi.
MLM hanya sistem penjualan, walaupun sistemnya bagus kalau barangnya tidak dibutuhkan masyarakat pasti susah jualnya.
Intinya kalau mau ikut MLM, mesti harus tau sistemnya, jangan hanya melihat bonusnya saja. MLM yang bagus adalah yang fokus menjual produk, dengan cara mencari downline.
Semoga bermanfaat...
Posting Komentar untuk "Cara Mengetahui MLM yang Baik dan Buruk"